KARYA
TULIS ILMIAH
PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU
Disusun oleh :
Anita
Sartika
Revi
Hardiansyah
Apriska
Bella Veni
Ahmad
Ikhwan P.
KEMENTERIAN AGAMA
MANDRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 MODEL
BENGKULU
Jln. Cimanuk Km. 6,5 telp. (0736)21854
Bengkulu
T.P.2013/2014
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah ini,
disusun untuk memenuhi tugas Biologi
dikelas XII Ipa 3 MAN 1
Model Kota Bengkulu
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP
PERTUMBUHAN KACANG HIJAU
Disusun oleh :
Ketua :
Revi Hardiansyah
Anggota :
1.
Anita Sartika
2.
Apriska Bella Veni
3.
Ahmad Ikhwan Putra
Disahkan oleh :
Guru Mata Pelajar
Biology XII Ipa 3
Dra. Asiah
Nip : 196806241995032001
KEMENTERIAN AGAMA
MANDRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 MODEL
BENGKULU
Jln. Cimanuk Km. 6,5 telp. (0736)21854
Bengkulu
T.P.2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Alhamdulillah,
Segala Puji Bagi Allah SWT akhirnya laporan penelitian dengan judul “PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU” ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Biologi dikelas
XII Ipa 3.
Terima kasih kami
ucapkan kepada Ibu Dra. Asiah selaku guru mata pelajaran biologi di kelas XII
Ipa 3 yang telah memberi masukan dan arahan serta bimbingannya sehingga kami
lebih terarah dalam penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.
Kami berharap, karya
ilmiah ini dapat menambah wawasan pembaca dan dapat bermanfaat khususnya untuk
kami selaku kelompok 1, dan umumnya untuk pembaca semuanya.
Kami menyadari,
masih sangat banyak kesalahan maupun kekeliruan dalam makalah ini, oleh karena
itu, saran , kritik, dan masukan yang membangun sangatlah kami harapkan demi
kemajuan dimasa mendatang.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Bengkulu, September 2013
Kelompok 1
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................
ii
KATA PENGANTAR............................................................................ iii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah .................................................................... 2
1.5 Hipotesis .................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................ 3
2.2 Klasifikasi dan Morfologi pada Tanaman Kacang Hijau ... 4
2.3 Perkecambahan Kacang Hijau .............................................. 5
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ......................... 6
2.5 Pengaruh Cahaya ................................................................... 6
BAB
III METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 7
3.2 Variabel ................................................................................... 7
3.3 Alat dan Bahan ....................................................................... 7
3.4 Cara Kerja .............................................................................. 8
3.5 Jenis Penelitian ....................................................................... 8
3.6 Metode Pengumpulan
Data ................................................... 8
BAB IV HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................ 9
4.2 Pembahasan ............................................................................ 15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 17
5.2 Saran ....................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Cahaya
matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh
makhluk hidup di dunia. Baik bagi manusia, hewan maupun
tumbuhan. Dalam hal ini, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan
akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Kekurangan
cahaya matahari akan sangat mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan,
meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan
cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi
dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya
berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi
dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin
untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat
terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek,
daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar, dan batang
kecambah lebih kokoh.
Misalnya
saja pada tanaman kacang hijau. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae
yang cukup penting di Indonesia, posisinya menduduki tempat ketiga setelah
kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau memiliki banyak manfaat yaitu dapat
dijadikan sebagai bahan makanan seperti sayur, bubur serta bahan makanan
lainnya. Serta berkhasiat dapat memperlancar pencernaan, menjaga keasaman
lambung dan mencegah penyebaran sel kanker.
Namun dibalik segala kegunaannya
pertumbuhan yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah
pengaruh cahaya matahari. Oleh sebab itu kami memilih permasalahan ini
sebagai poin penting dalam pembuatan makalah ini. Kami ingin membuktikan bahwa
teori yamg sudah ada itu benar. Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan
faktor external cahaya matahari dengan subjeknya tanaman banyak cahaya, sedikit
cahaya, dan gelap.
1.2
Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh cahaya matahari
terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau ?
b. Bagaimana perbedaan antara tanaman
kacang hijau yang ditanam di tempat gelap, tempat sedikit cahaya, dan tempat
terang ?
1.3
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
b. Mengetahui perbedaan pertumbuhan
antara biji kacang hijau pada cahaya yang terang dan biji kacang hijau pada
cahaya yang sedikit terang, serta kacang hijau pada tempat gelap.
1.4
Batasan Masalah
Penulis
meneliti pertumbuhan kacang hijau selama 2 minggu.
1.5
Hipotesis
Hipotesis
penelitian ini adalah jika tanaman kacang hijau diletakkan diluar ruangan atau
di tempat terang maka pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak
lebih lebar, tebal, hijau, tampak segar dan batang kecambah lebih kokoh. Dan
jika tanaman kacang hijau diletakkan di dalam ruangan , baik sedikit cahaya
maupun gelap, maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya
berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat atau tidak berwarna hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Kedua
istilah tersebut sering diucapkan untuk pengertian yang sama. Padahal
pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat permanent
(tetap) dan tidak dapat balik ( Irrevisible), sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan dalam bentuk. Pada proses pertumbuhan selau terjadi
peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak
dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi.
Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi
zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kokoh atau rumput yang
mudah digoyangkan oleh angin. Nama lain proses perkembangan adalah
morfogenesis. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan
aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan
molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi
beberapa sel anak.
2.
Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan
volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan
oleh penyerapan air kedalam vakuola. Perkembangan sel anak yang telah
mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses
diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
2.2 Klasifikasi dan
Morfologi pada Tanaman Kacang Hijau
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau
Kacang
hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut
juga mungbean, green gram atau golden gram.
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini.
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo :
Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiates
2.2.2 Morfologi Tanaman Jacang Hijau
Tanaman
kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk
bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya
trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya
cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai
hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan,
keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan
lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada
yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang
dengan akar cabang pada permukaan.
2.3 Perkecambahan
Kacang Hijau
Perkecambahan adalah proses
pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah
bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.
Tahapan perkecambahan :
Perkembangan biji berhubungan dengan
aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi,
sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan
terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta
asimilasi (fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi
melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan
tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan didahului
aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada
kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja
mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk membuat
molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan
menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi
selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan
makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua
proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan
glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan
pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula
tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan
fotosintesis.
Tipe Perkecambahan :
Berdasarkan posisi kotiledon dalam
proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal
adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar
menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap
posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong
ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau
dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk.
Memperkirakan kedalaman tanam.
2.4 Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
A. Faktor eksternal/lingkungan: faktor
ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
a.
Air dan mineral
b.
Kelembaban.
c.
Suhu
d.
Cahaya
B. Faktor internal : faktor yang
melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
2.5 Pengaruh
Cahaya
Cahaya
bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk
proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil.
Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabjan terjadinya
etiolasi.
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabjan terjadinya
etiolasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu
penelitian dilaksanakan selama 2 minggu. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
11 – 23 Agustus 2013.
Sedangkan tempat penelitian ini
dilaksanakan di rumah masing-masing anggota kelompok 1, namun pada
laporan ini, yang dilampirkan adalah kacang hijau yang ditanam oleh saudara
Revi Hardiansyah, bertempat dirumah beliau.
3.2 Variabel
Variabel
Bebas :
·
Intensitas Cahaya
Variabel
Terikat
·
Pertumbuhan Kacang Hijau
3.3 Alat dan
Bahan
Alat
:
· 3
gelas Aqua plastik
·
Pena
· Penggaris
· Buku
Bahan :
·
6 biji kacang hijau
· Tanah
·
Air
3.4 Cara Kerja
· Sediakan 3 buah aqua gelas
·
Masukkan tanah ke dalam masing-masing aqua gelas
·
Letakkan 2 biji kacang hijau di masing-masing gelas aqua, dengan kedalaman 1 cm
·
Tetesi air ke dalam gelas yang sudah
diletakkan biji kacang hijau secukupnya
·
Letakkan masing-masing gelas aqua tersebut di tempat gelap,
sedikit cahaya, dan terang.
·
Lakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
selama 2
minggu.
·
Catatlah setiap hari pertambahan tinggi biji kacang hijau
pada interval waktu yang sama
·
Membuat laporan praktikum
3.5 Jenis Penelitian
Penelitian
ini adalah dengan bereksperimen secara langsung.
3.6
Metode Pengumpulan Data
Data
diperoleh dari hasil eksperimen secara langsung yang dilakukan oleh 4 orang
pada kelompok 1.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
pernelitian yang telah dilakukan, telah di dapat hasil penelitian yang
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut ini :
Tabel hasil
pengamatan 1
HARI
|
INTESITAS CAHAYA
|
||
GELAP
|
SEDIKIT CAHAYA
|
TERANG
|
|
Hari ke-1
|
1 cm
|
Baru muncul
|
Belum tumbuh
|
Hari ke-2
|
4,25 cm
|
0,5 cm
|
1 cm
|
Hari ke-3
|
17 cm
|
0,75 cm
|
2,25 cm
|
Hari ke-4
|
23,5 cm
|
4 cm
|
3,25 cm
|
Hari ke-5
|
27,5 cm
|
14 cm
|
4,25 cm
|
Hari ke-6
|
29,5 cm
|
21,25 cm
|
5 cm
|
Hari ke-7
|
31 cm
|
22,5 cm
|
6,5 cm
|
Hari ke-8
|
31,5 cm
|
25,5 cm
|
6,75 cm
|
Hari ke-9
|
32,25 cm
|
27 cm
|
7,75 cm
|
Hari ke-10
|
32,5 cm
|
27,25 cm
|
9 cm
|
Hari ke-11
|
Mati
|
27,5 cm
|
9,25 cm
|
Hari ke-12
|
Mati
|
27,75 cm
|
9,5 cm
|
Hari ke-13
|
Mati
|
28 cm
|
10 cm
|
Tabel
hasil pengamatan 2
No
|
Tanggal
|
Gambar / foto
|
|||
Gelap
|
Sedikit cahaya
|
Terang
|
|||
1.
|
11 Agustus 2013
|
Baru tumbuh ukuran 1 cm
|
Baru muncul
|
Belum tumbuh
|
|
2.
|
12 Agustus 2013
|
Batang tanaman sudah tinggi , warna
batang putih , dan warna bakal daun kuning kepucatan
|
Tanaman baru tumbuh dengan ukuran
0,5 cm
|
Tanaman berukuran 1 cm , berwarna
hijau muda
|
|
3.
|
13 Agustus 2013
|
Tanaman makin tinggi dengan
tinggi 17 cm, daun mulai mekar berwarna kuning pucat, dan batang tinggi
berwarna putih namun tidak kuat
|
Tanaman baru berukuran 0,75 cm
dengan warna putih kekuningan.
|
Tanaman sudah berukuran 2,25 cm,
daun sudah mekar dengan warna hijau tua dan dalam keadaan segar.
|
|
4.
|
14
Agustus 2013
|
Tanaman sudah semakin tinggi
dengan ukuran 23,5 cm, daun berwana kuning pucat, batang berwarna putih dan
kondisi tanaman seperti layu dan lemah.
|
Tanaman berukuran 4 cm, dengan
batang berwarna putuh dan daun kuning kehijauan.
|
Tanaman berukuran 3,25 cm, dengan
daun yang segar berwarna hijau tua dan batang yang kuat berwana hijau
kecoklatan.
|
|
5.
|
15 Agustus 2013
|
Tanaman semakin panjang tapi,
tanaman lemah sehingga batangnya membengkok
|
Tanaman berukuran 14 cm dengan
batang berwarna putih dan daun mulai mekar berwarna hijau muda.
|
Batang sedikit demi sedikit
bertambah tinggi dengan ukuran 4,25 cm, dan daun semakin leabar, keadaan
tanaman segar dan kuat.
|
|
6.
|
16 Agustus 2013
|
Ukuran tanaman sudah 29,5 cm,
daun taaman tidak membesar , kondisi tanaman seperti layu dan lemah.
|
Panjang tanaman 21,25 cm, daun
berwarna hijau muda, batang berwarna putih.
|
Panjang tanaman 5 cm, keadaan
tanaman segar dan kuat
|
|
7.
|
17 Agustus 2013
|
Panjang tanaman 31 cm, keadaan
tanaman semakin layu
|
Panjang tanaman 22,5 cm, tanaman
mulai merunduk karena batang tidak cukup kuat menahan tanaman yang panjang
|
Tanaman berukuran 6,5 cm, tanaman
segar dan kuat.
|
|
8.
|
18 Agustus 2013
|
Batang tidak
mampu menopang panjang tanaman yang berukuran 31,5 cm
|
Kondisi tanaman, batang merunduk
karena tidak mampu menopang ukuran tanaman yaitu 25,5 cm
|
Tunas daun yang selanjutnya sudah
muncul
|
|
9.
|
19 Agustus 2013
|
Ukuran tanaman
32,25 cm dengan batang yang lemah dan tanaman layu
|
Daun tidak
bertambah besar, daunnya sedikit lebih segar dengan warna hijau muda
|
Tunas daun
bertamabah panjang tetapi belum mekar.
|
|
10.
|
20 Agustus 2013
|
Panjang tanaman
adalah 32,5 cm
|
Panjang tanaman
adalah 27,25 cm
|
Panjang tamanan
adalah 9 cm, tunas daun ke dua sudah mekar dengan 3 buah daun.
|
|
11.
|
21 Agustus 2013
|
Tanaman mati
|
Panjang tanaman
adalah 27,5 cm
|
Tunas daunnya
sudah mulai besar , panjang tanaman adalah 9,25 cm
|
|
12.
|
22 Agustus 2013
|
Mati
|
Panjang tanaman
27,75 cm
|
Panjang tanaman
adalah 9,5 cm, tunas daun sudah besar dan mekar.
|
|
13.
|
23 Agustus 2013
|
Mati
|
Panjang tanaman
adalah 28 cm.
|
Panajng tanaman
adalah 10 cm, tanaman segar dan kuat.
|
|
4.2 Pembahasan
Percobaan
ini menghubungkan antara kacang hijau dengan intensitas cahaya. Cahaya
digunakan tanaman untuk proses fotosintesis. Tanaman yang ditanam di tempat
gelap batangnya lebih panjang, hal ini karena tanaman berusaha mencari cahaya
untuk keperluan fotosintesis, daun tanaman di tempat gelap kecil dan berwarna
kuning pucat. Tanaman yang sedikit cahaya batangnya panjang tapi tidak
sepanjang tanaman di tempat gelap dan daunnya kecil berwarna hijau muda. Sedangkan tanaman yang ditanam di tempat
terang memiliki batang yang lebih pendek tetapi daunya berwarna hijau, lebar,
dan lebih segar.
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dan bila dilihat dari tabel di atas, dapat
dilihat perbedaan antara kacang hijau yang ditanam di tempat yang gelap,
sedikit cahaya dan terang.
Tanaman
kacang hijau yang di tanam di tempat gelap pada hari pertama sudah berukuran 1
cm, tanaman kacang di tempat sedikit cahaya sudah tumbuh namun belum bisa
diukur, sedangkan di tempat terang belum tumbuh.
Pada
hari ke 4 tanaman di tempat gelap sudah berukuran 23,5
cm, daun kecil berwana kuning pucat, batang berwarna putih dan kondisi tanaman
seperti layu dan lemah. Tanaman di tempat sedikit cahaya berukuran 4 cm, dengan
batang berwarna putih dan daun kuning kehijauan. Tanaman di tempat terang
berukuran 3,25 cm, dengan daun lebar yang segar berwarna hijau tua dan batang
yang kuat berwana hijau kecoklatan.
Pada hari ke 8 tanaman di tempat
gelap batangnya merunduk karena tidak mampu
menopang panjang tanaman yang berukuran 31,5 cm. Tanaman di tempat sedikit
cahaya kondisi tanaman sama dengan di tempat gelap yaitu batang merunduk
karena tidak mampu menopang ukuran tanaman yaitu 25,5 cm. Di tempat yang terang
tunas daun yang kedua sudah mulai muncul.
Pada
hari ke 11 tanaman di tempat gelap mati ukurannya 32,5 cm. Tanaman di tempat
sedikit cahaya berukuran 27,5 cm
dengan batang merunduk. Sedangkan tanaman di tempat gelap berukuran 9,25 cm dan
tunas daun ke 2 sudah mekar, daunnya berjumlah 3 helai.
Sampai hari ke 13
tanaman di tempat sedikit cahaya berukuran 28 cm dan di tempat terang berukuran
10 cm.
Perbedaan
ketinggian batang tanaman kacang hijau ini selain disebabkan oleh cahaya
matahari juga di pengaruhi oleh hormon auksin. Pada tanaman yang berada di
tempat yang gelap hormon auksin bekerja lebih aktif dari pada tanaman yang
terkena cahaya, sehingga tanaman yang berada di tempat yang gelap terjadi
pemanjangan sel. Di tempat yang terang hormon auksin mudah rusak oleh
intensitas cahaya yang tinggi.
Di tempat yang terang pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat, dan di tempat yang gelap terjadi etolasi
(pemanjangan diujung melekuk). Jadi, hormon mempercepat pertumbuhan batang dan
cahaya menghambat pertumbuhan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan :
1. Intensitas
cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2. Selain
cahaya , faktor internal juga berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau ini seperti hormon auksin.
3. Tanaman
yang ditanam di tempat yang gelap akan lebih cepat tumbuh dibandingkan di
tempat yang sedikit cahaya dan terang.
4. Penyebab
tanaman di tempat gelap lebih cepat tumbuh adalah disebabkan oleh hormon auksin
yang terus membelah tanpa dihambat oleh cahaya matahari, sedangkan di tempat
yang terang aktivitas hormon auksin dihambat oleh cahaya matahari sehingga
batangnya lebih pendek.
5. Tanaman
di tempat gelap walaupun memiliki batang yang tinggi namun lemah dan memiliki
daun yang pucat.
6. Tanaman
di tempat sedikit cahaya memiliki batang yang tinggi namun tidak setinggi
tanaman di tempat gelap memiliki daun berwarna hijau muda.
7. Tanaman
di tempat terang memiliki batang yang lebih pendek namun memiliki daun yang
segar berwarna hijau tua.
5.2 Saran
1.
Dalam
melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang di sekiranya
tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan
akan aman dan berhasil.
2.
Dalam
mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan dari permukaan tanah hingga ujung
batang.
3.
Dalam
melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan
ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin
diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, Dkk. 2007. Biologi SMA dan MA
kelas XII. Jakarta: esis