Saturday, October 19, 2013

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

Disusun oleh :
Anita Sartika
Revi Hardiansyah
Apriska Bella Veni
Ahmad Ikhwan P.


KEMENTERIAN AGAMA
MANDRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 MODEL BENGKULU
Jln. Cimanuk Km. 6,5 telp. (0736)21854 Bengkulu
T.P.2013/2014
LEMBAR PENGESAHAN
      Karya Tulis Ilmiah



Karya tulis ilmiah ini, disusun untuk memenuhi tugas Biologi
dikelas XII Ipa 3 MAN 1 Model Kota Bengkulu

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

Disusun oleh :
Ketua              : Revi Hardiansyah
Anggota          :
1.    Anita Sartika
2.    Apriska Bella Veni
3.    Ahmad Ikhwan Putra



Disahkan oleh :
Guru Mata Pelajar Biology XII Ipa 3


Dra. Asiah
Nip      : 196806241995032001





KEMENTERIAN AGAMA
MANDRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 MODEL BENGKULU
Jln. Cimanuk Km. 6,5 telp. (0736)21854 Bengkulu
T.P.2013/2014


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah SWT akhirnya laporan penelitian dengan judul “PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Biologi dikelas XII Ipa 3.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Asiah selaku guru mata pelajaran biologi di kelas XII Ipa 3 yang telah memberi masukan dan arahan serta bimbingannya sehingga kami lebih terarah dalam penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.

Kami berharap, karya ilmiah ini dapat menambah wawasan pembaca dan dapat bermanfaat khususnya untuk kami selaku kelompok 1, dan umumnya untuk pembaca semuanya.

Kami menyadari, masih sangat banyak kesalahan maupun kekeliruan dalam makalah ini, oleh karena itu, saran , kritik, dan masukan yang membangun sangatlah kami harapkan demi kemajuan dimasa mendatang.
Wassalamualaikum Wr.Wb



Bengkulu, September 2013



Kelompok 1


           


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..............................................................................       i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................       ii
KATA PENGANTAR............................................................................       iii
DAFTAR  ISI.........................................................................................        iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah ........................................................         1

1.2     Rumusan Masalah ..................................................................         2

1.3     Tujuan Penelitian ...................................................................          2

1.4     Batasan Masalah ....................................................................          2

1.5     Hipotesis ..................................................................................          2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................         3

2.2  Klasifikasi dan Morfologi pada Tanaman Kacang Hijau ...         4

2.3  Perkecambahan Kacang Hijau ..............................................         5

2.4  Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan .........................         6

2.5  Pengaruh Cahaya ...................................................................         6


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................          7

3.2  Variabel ...................................................................................         7

3.3  Alat dan Bahan .......................................................................         7

3.4  Cara Kerja ..............................................................................         8

3.5 Jenis Penelitian .......................................................................          8

3.6 Metode Pengumpulan Data ...................................................         8


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil  ........................................................................................          9

4.2 Pembahasan ............................................................................         15


BAB V PENUTUP

5.1  Kesimpulan  ............................................................................          17

5.2  Saran .......................................................................................          17

 

DAFTAR PUSTAKA .................................................................          18



 BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang Masalah

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk  hidup di dunia. Baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Dalam hal ini, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari  sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan sangat mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar, dan batang kecambah lebih kokoh.
Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia, posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau memiliki banyak manfaat yaitu dapat dijadikan sebagai bahan makanan seperti sayur, bubur serta bahan makanan lainnya. Serta berkhasiat dapat memperlancar pencernaan, menjaga keasaman lambung dan mencegah penyebaran  sel kanker.
Namun dibalik segala kegunaannya pertumbuhan yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengaruh cahaya matahari. Oleh sebab itu kami memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan makalah ini. Kami ingin membuktikan bahwa teori yamg sudah ada itu benar. Dalam penelitian kali ini penulis menggunakan faktor external cahaya matahari dengan subjeknya tanaman banyak cahaya, sedikit cahaya, dan gelap.

1.2         Rumusan Masalah

a.       Bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau ?
b.      Bagaimana perbedaan antara tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat gelap, tempat sedikit cahaya, dan tempat terang ?

1.3         Tujuan Penelitian

a.       Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau
b.      Mengetahui perbedaan pertumbuhan antara biji kacang hijau pada cahaya yang terang dan biji kacang hijau pada cahaya yang sedikit terang, serta kacang hijau pada tempat gelap.

1.4         Batasan Masalah

Penulis meneliti pertumbuhan kacang hijau selama 2 minggu.

1.5         Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah jika tanaman kacang hijau diletakkan diluar ruangan atau di tempat terang maka pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau, tampak segar dan batang kecambah lebih kokoh. Dan jika tanaman kacang hijau diletakkan di dalam ruangan , baik sedikit cahaya maupun gelap, maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat atau tidak berwarna hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Kedua istilah tersebut sering diucapkan untuk pengertian yang sama. Padahal pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai peningkatan ukuran yang bersifat permanent (tetap) dan tidak dapat balik ( Irrevisible), sedangkan perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk. Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kokoh atau rumput yang mudah digoyangkan oleh angin. Nama lain proses perkembangan adalah morfogenesis. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2.      Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam vakuola.  Perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.

2.2 Klasifikasi dan Morfologi pada Tanaman Kacang Hijau

2.2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek  (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini.
Divisi                     : Spermatophyta
Sub-divisi              : Angiospermae
Kelas                     : Dicotyledoneae
Ordo                      : Rosales
Famili                    : Papilionaceae
Genus                    : Vigna
Spesies                  : Vigna radiata atau Phaseolus radiates


2.2.2 Morfologi Tanaman Jacang Hijau

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.

2.3 Perkecambahan Kacang Hijau

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.
Tahapan perkecambahan : 
Perkembangan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintetis). Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan didahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
Tipe Perkecambahan :
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk. Memperkirakan kedalaman tanam.

2.4  Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

A.    Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
a.       Air dan mineral
b.      Kelembaban.
c.       Suhu
d.      Cahaya
B.      Faktor internal : faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 

2.5 Pengaruh Cahaya

Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabjan terjadinya
etiolasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

            Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 minggu. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 – 23 Agustus 2013.
Sedangkan tempat penelitian ini dilaksanakan di rumah masing-masing anggota kelompok 1, namun pada laporan ini, yang dilampirkan adalah kacang hijau yang ditanam oleh saudara Revi Hardiansyah, bertempat dirumah beliau.

3.2 Variabel

Variabel Bebas :
·         Intensitas Cahaya
Variabel Terikat
·           Pertumbuhan Kacang Hijau

3.3 Alat dan Bahan

Alat :
·  3 gelas Aqua plastik
·  Pena
·  Penggaris
·  Buku
Bahan :
·  6 biji kacang hijau
·  Tanah
·  Air

3.4 Cara Kerja

·       Sediakan 3 buah aqua gelas
·       Masukkan tanah ke dalam masing-masing aqua gelas
·       Letakkan 2 biji kacang hijau di masing-masing gelas aqua, dengan kedalaman 1 cm
·       Tetesi air ke dalam gelas yang sudah diletakkan biji kacang hijau secukupnya
·       Letakkan masing-masing gelas aqua tersebut di tempat gelap, sedikit cahaya, dan terang.
·       Lakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji kacang hijau selama 2 minggu.
·       Catatlah setiap hari pertambahan tinggi biji kacang hijau pada interval waktu yang sama
·       Membuat laporan praktikum

3.5 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah dengan bereksperimen secara langsung.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil eksperimen secara langsung yang dilakukan oleh 4 orang pada kelompok 1.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pernelitian yang telah dilakukan, telah di dapat hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut ini :
Tabel hasil pengamatan 1
HARI
INTESITAS CAHAYA
GELAP
SEDIKIT CAHAYA
TERANG
Hari ke-1
1 cm
Baru muncul
Belum tumbuh
Hari ke-2
4,25 cm
0,5 cm
1 cm
Hari ke-3
17 cm
0,75 cm
2,25 cm
Hari ke-4
23,5 cm
4 cm
3,25 cm
Hari ke-5
27,5 cm
14 cm
4,25 cm
Hari ke-6
29,5 cm
21,25 cm
5 cm
Hari ke-7
31 cm
22,5 cm
6,5 cm
Hari ke-8
31,5 cm
25,5 cm
6,75 cm
Hari ke-9
32,25 cm
27 cm
7,75 cm
Hari ke-10
32,5 cm
27,25 cm
9 cm
Hari ke-11
Mati
27,5 cm
9,25 cm
Hari ke-12
Mati
27,75 cm
9,5 cm
Hari ke-13
Mati
28 cm
10 cm





Tabel hasil pengamatan 2
No
Tanggal
Gambar / foto
Gelap
Sedikit cahaya
Terang
1.
11 Agustus 2013
Baru tumbuh ukuran 1 cm
Baru muncul


Belum tumbuh

2.
12 Agustus 2013

Batang tanaman sudah tinggi , warna batang putih , dan warna bakal daun kuning kepucatan

Tanaman baru tumbuh dengan ukuran 0,5 cm

Tanaman berukuran 1 cm , berwarna hijau muda
3.
13 Agustus 2013

Tanaman makin tinggi dengan tinggi 17 cm, daun mulai mekar berwarna kuning pucat, dan batang tinggi berwarna putih namun tidak kuat

Tanaman baru berukuran 0,75 cm dengan warna putih kekuningan.

Tanaman sudah berukuran 2,25 cm, daun sudah mekar dengan warna hijau tua dan dalam keadaan segar.
4.
        14 Agustus 2013
Tanaman sudah semakin tinggi dengan ukuran 23,5 cm, daun berwana kuning pucat, batang berwarna putih dan kondisi tanaman seperti layu dan lemah.
Tanaman berukuran 4 cm, dengan batang berwarna putuh dan daun kuning kehijauan.
Tanaman berukuran 3,25 cm, dengan daun yang segar berwarna hijau tua dan batang yang kuat berwana hijau kecoklatan.
5.
15 Agustus 2013
Tanaman semakin panjang tapi, tanaman lemah sehingga batangnya membengkok
Tanaman berukuran 14 cm dengan batang berwarna putih dan daun mulai mekar berwarna hijau muda.
Batang sedikit demi sedikit bertambah tinggi dengan ukuran 4,25 cm, dan daun semakin leabar, keadaan tanaman segar dan kuat.
6.
16 Agustus 2013
Ukuran tanaman sudah 29,5 cm, daun taaman tidak membesar , kondisi tanaman seperti layu dan lemah.
Panjang tanaman 21,25 cm, daun berwarna hijau muda, batang berwarna putih.
Panjang tanaman 5 cm, keadaan tanaman segar dan kuat
7.
17 Agustus 2013
Panjang tanaman 31 cm, keadaan tanaman semakin layu
Panjang tanaman 22,5 cm, tanaman mulai merunduk karena batang tidak cukup kuat menahan tanaman yang panjang
Tanaman berukuran 6,5 cm, tanaman segar dan kuat.
8.
18 Agustus 2013
Batang tidak mampu menopang panjang tanaman yang berukuran 31,5 cm
Kondisi tanaman, batang merunduk karena tidak mampu menopang ukuran tanaman yaitu 25,5 cm
Tunas daun yang selanjutnya sudah muncul
9.
19 Agustus 2013
Ukuran tanaman 32,25 cm dengan batang yang lemah dan tanaman layu
Daun tidak bertambah besar, daunnya sedikit lebih segar dengan warna hijau muda
Tunas daun bertamabah panjang tetapi belum mekar.
10.
20 Agustus 2013
Panjang tanaman adalah 32,5 cm
Panjang tanaman adalah 27,25 cm
Panjang tamanan adalah 9 cm, tunas daun ke dua sudah mekar dengan 3 buah daun.
11.
21 Agustus 2013
Tanaman mati
Panjang tanaman adalah 27,5 cm
Tunas daunnya sudah mulai besar , panjang tanaman adalah 9,25 cm
12.
22 Agustus 2013
Mati
Panjang tanaman 27,75 cm
Panjang tanaman adalah 9,5 cm, tunas daun sudah besar dan mekar.
13.
23 Agustus 2013
Mati
Panjang tanaman adalah 28 cm.
Panajng tanaman adalah 10 cm, tanaman segar dan kuat.

4.2 Pembahasan

Percobaan ini menghubungkan antara kacang hijau dengan intensitas cahaya. Cahaya digunakan tanaman untuk proses fotosintesis. Tanaman yang ditanam di tempat gelap batangnya lebih panjang, hal ini karena tanaman berusaha mencari cahaya untuk keperluan fotosintesis, daun tanaman di tempat gelap kecil dan berwarna kuning pucat. Tanaman yang sedikit cahaya batangnya panjang tapi tidak sepanjang tanaman di tempat gelap dan daunnya kecil berwarna hijau muda.  Sedangkan tanaman yang ditanam di tempat terang memiliki batang yang lebih pendek tetapi daunya berwarna hijau, lebar, dan lebih segar.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan bila dilihat dari tabel di atas, dapat dilihat perbedaan antara kacang hijau yang ditanam di tempat yang gelap, sedikit cahaya dan terang.
Tanaman kacang hijau yang di tanam di tempat gelap pada hari pertama sudah berukuran 1 cm, tanaman kacang di tempat sedikit cahaya sudah tumbuh namun belum bisa diukur, sedangkan di tempat terang belum tumbuh.
Pada hari ke 4 tanaman di tempat gelap sudah berukuran 23,5 cm, daun kecil berwana kuning pucat, batang berwarna putih dan kondisi tanaman seperti layu dan lemah. Tanaman di tempat sedikit cahaya berukuran 4 cm, dengan batang berwarna putih dan daun kuning kehijauan. Tanaman di tempat terang berukuran 3,25 cm, dengan daun lebar yang segar berwarna hijau tua dan batang yang kuat berwana hijau kecoklatan.
Pada hari ke 8 tanaman di tempat gelap batangnya merunduk karena tidak mampu menopang panjang tanaman yang berukuran 31,5 cm. Tanaman di tempat sedikit cahaya kondisi tanaman sama dengan di tempat gelap yaitu batang merunduk karena tidak mampu menopang ukuran tanaman yaitu 25,5 cm. Di tempat yang terang tunas daun yang kedua sudah mulai muncul.
Pada hari ke 11 tanaman di tempat gelap mati ukurannya 32,5 cm. Tanaman di tempat sedikit cahaya berukuran 27,5 cm dengan batang merunduk. Sedangkan tanaman di tempat gelap berukuran 9,25 cm dan tunas daun ke 2 sudah mekar, daunnya berjumlah 3 helai.
Sampai hari ke 13 tanaman di tempat sedikit cahaya berukuran 28 cm dan di tempat terang berukuran 10 cm.
Perbedaan ketinggian batang tanaman kacang hijau ini selain disebabkan oleh cahaya matahari juga di pengaruhi oleh hormon auksin. Pada tanaman yang berada di tempat yang gelap hormon auksin bekerja lebih aktif dari pada tanaman yang terkena cahaya, sehingga tanaman yang berada di tempat yang gelap terjadi pemanjangan sel. Di tempat yang terang hormon auksin mudah rusak oleh intensitas cahaya yang tinggi.
Di tempat yang terang pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, dan di tempat yang gelap terjadi etolasi (pemanjangan diujung melekuk). Jadi, hormon mempercepat pertumbuhan batang dan cahaya menghambat pertumbuhan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1.      Intensitas cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
2.      Selain cahaya , faktor internal juga berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau ini seperti hormon auksin.
3.      Tanaman yang ditanam di tempat yang gelap akan lebih cepat tumbuh dibandingkan di tempat yang sedikit cahaya dan terang.
4.      Penyebab tanaman di tempat gelap lebih cepat tumbuh adalah disebabkan oleh hormon auksin yang terus membelah tanpa dihambat oleh cahaya matahari, sedangkan di tempat yang terang aktivitas hormon auksin dihambat oleh cahaya matahari sehingga batangnya lebih pendek.
5.      Tanaman di tempat gelap walaupun memiliki batang yang tinggi namun lemah dan memiliki daun yang pucat.
6.      Tanaman di tempat sedikit cahaya memiliki batang yang tinggi namun tidak setinggi tanaman di tempat gelap memiliki daun berwarna hijau muda.
7.      Tanaman di tempat terang memiliki batang yang lebih pendek namun memiliki daun yang segar berwarna hijau tua.
5.2 Saran
1.      Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di tempat yang di sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama tanaman, hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
2.      Dalam mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan dari permukaan tanah hingga ujung batang.
3.      Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas kacang hijau yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.


DAFTAR PUSTAKA



Aryulina, Diah, Dkk. 2007. Biologi SMA dan MA kelas XII. Jakarta: esis